Dikisahkan, ada dua orang karyawan dipanggil untuk menghadap Direktur
Utamanya. Mereka berdua sama-sama mendapat teguran keras karena
kesalahan besar yang telah mereka lakukan pada perusahaan tempat dimana
mereka bekerja.
Karyawan pertama menanggapi teguran boasnya itu dengan sikap mental
negatif. Ia tertunduk lesu. Yang terpikir dalam benaknya hanyalah
kesialan dan menyalahkan dirinya sendiri,
”Celaka nian nasibku. Habislah sudah karirku”.begitu pikirnya dalam hati,
Teguran itu menjadi beban baginya, sehingga dia menjadi apatis, mudah
menyerah dan gampang putus asa, semangat kerjanya seolah hilang,
selepas teguran itu dia menjadi kurang bersemangat sehingga semua
pekerjaan yang dilakukannya menjadi berantakan dan tak memenuhi harapan
bosnya, prestasinya kian menurun, dan akhirnya karirnya benar-benar
terhenti disana.
Sungguh tragis memang.
Sedangkan karyawan kedua menanggapi teguran dari bosnya itu dengan sikap
mental yang positif. Teguran itu tak membuat dirinya patah arang. Yang
terpikir dalam benaknya adalah,
”Saya harus mengatasi segala kegagalan ini, dan membuktikan bahwa saya mampu untuk bekerja dengan lebih baik lagi.”
Teguran itu dijadikannya oleh karyawan yang kedua ini sebagai cambuk
untuk meningkatkan prestasinya. Berusaha untuk tidak melakukan kesalahan
yang pernah dilakukan sebelumnya. Dia menjadi lebih tekun, dan bekerja
lebih teliti lagi. Prestasinya pun meningkat terus, sampai akhirnya dia
mencapai sukses dan menduduki jabatan yang strategis.
Cerita tentang dua karyawan di atas, adalah sebuah gambaran sikap
mental yang kita miliki dalam menghadapi setiap kejadian yang datang.
Baik kejadian yang menggembirakan maupun kejadian yang menyakitkan.
Saat seseorang mengalami kegagalan atau kehancuran, hanya orang yang
memiliki sikap mental positif-lah yang akan mampu untuk bertahan,
menjadi lebih baik, dan berhasil mencapai apa yang dicita-citakan, yaitu
kesuksesan, sesuatu yang diinginkan oleh setiap orang.
Bukankah kita tahu bahwa tidak ada jalan yang rata dan mudah untuk
mencapai sukses yang sejati. Sukses yang sejati hanya dapat dicapai
setelah kita melalui berbagai rintangan, kesulitan, bahkan
kegagalan-kegagalan yang terus berulang-ulang, tentunya kesemuanya itu
harus kita hadapi dengan sikap mental yang positif.
Saat menghadapi kesulitan, tak perlu kita harus mengeluh, hadapi
dengan sikap mental yang kuat dan pantang menyerah, Begitu juga ketika
kita menghadapi kegagalan, tak perlu kita menghabiskan waktu untuk
menyesali kesalahan yang pernah kita lakukan. Mari bangkit dan hadapi
dengan sikap mental optimisme yang tinggi.
Teguran ataupun hinaan dari siapapun, entah datangnya dari atasan
kita atau teman sejawat kita, tak semestinya kita untuk selalu
membuang-buang waktu hanya untuk marah atau sakit hati. Jadikanlah
teguran atau hinaan itu sebagai motivator untuk membuktikan bahwa kita
mampu bekerja dengan lebih baik lagi dari sebelumnya, bahkan menjadi
yang terbaik diantara yang yang terbaik lain.
SIKAP MENTAL QT YG MENENTUKAN ARAH HIDUP QT KE DEPAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar