Dikisahkan, ada dua orang karyawan dipanggil untuk menghadap Direktur
Utamanya. Mereka berdua sama-sama mendapat teguran keras karena
kesalahan besar yang telah mereka lakukan pada perusahaan tempat dimana
mereka bekerja.
Karyawan pertama menanggapi teguran boasnya itu dengan sikap mental
negatif. Ia tertunduk lesu. Yang terpikir dalam benaknya hanyalah
kesialan dan menyalahkan dirinya sendiri,
”Celaka nian nasibku. Habislah sudah karirku”.begitu pikirnya dalam hati,
Teguran itu menjadi beban baginya, sehingga dia menjadi apatis, mudah
menyerah dan gampang putus asa, semangat kerjanya seolah hilang,
selepas teguran itu dia menjadi kurang bersemangat sehingga semua
pekerjaan yang dilakukannya menjadi berantakan dan tak memenuhi harapan
bosnya, prestasinya kian menurun, dan akhirnya karirnya benar-benar
terhenti disana.
Sungguh tragis memang.
Sedangkan karyawan kedua menanggapi teguran dari bosnya itu dengan sikap
mental yang positif. Teguran itu tak membuat dirinya patah arang. Yang
terpikir dalam benaknya adalah,
”Saya harus mengatasi segala kegagalan ini, dan membuktikan bahwa saya mampu untuk bekerja dengan lebih baik lagi.”
Teguran itu dijadikannya oleh karyawan yang kedua ini sebagai cambuk
untuk meningkatkan prestasinya. Berusaha untuk tidak melakukan kesalahan
yang pernah dilakukan sebelumnya. Dia menjadi lebih tekun, dan bekerja
lebih teliti lagi. Prestasinya pun meningkat terus, sampai akhirnya dia
mencapai sukses dan menduduki jabatan yang strategis.
Cerita tentang dua karyawan di atas, adalah sebuah gambaran sikap
mental yang kita miliki dalam menghadapi setiap kejadian yang datang.
Baik kejadian yang menggembirakan maupun kejadian yang menyakitkan.
Saat seseorang mengalami kegagalan atau kehancuran, hanya orang yang
memiliki sikap mental positif-lah yang akan mampu untuk bertahan,
menjadi lebih baik, dan berhasil mencapai apa yang dicita-citakan, yaitu
kesuksesan, sesuatu yang diinginkan oleh setiap orang.
Bukankah kita tahu bahwa tidak ada jalan yang rata dan mudah untuk
mencapai sukses yang sejati. Sukses yang sejati hanya dapat dicapai
setelah kita melalui berbagai rintangan, kesulitan, bahkan
kegagalan-kegagalan yang terus berulang-ulang, tentunya kesemuanya itu
harus kita hadapi dengan sikap mental yang positif.
Saat menghadapi kesulitan, tak perlu kita harus mengeluh, hadapi
dengan sikap mental yang kuat dan pantang menyerah, Begitu juga ketika
kita menghadapi kegagalan, tak perlu kita menghabiskan waktu untuk
menyesali kesalahan yang pernah kita lakukan. Mari bangkit dan hadapi
dengan sikap mental optimisme yang tinggi.
Teguran ataupun hinaan dari siapapun, entah datangnya dari atasan
kita atau teman sejawat kita, tak semestinya kita untuk selalu
membuang-buang waktu hanya untuk marah atau sakit hati. Jadikanlah
teguran atau hinaan itu sebagai motivator untuk membuktikan bahwa kita
mampu bekerja dengan lebih baik lagi dari sebelumnya, bahkan menjadi
yang terbaik diantara yang yang terbaik lain.
SIKAP MENTAL QT YG MENENTUKAN ARAH HIDUP QT KE DEPAN
Jumat, 31 Agustus 2012
KENTUT Islami...??
“Kita ini sudah waktunya meninggalkan Iptek dari Barat, karena dalam Al-Qur’an sudah lengkap dan sempurna tentang ayat-ayat Iptek,” kata seorang professor dari Gajah Mada University sembari membacakan sejumlah ayat Al-Qur’an tentang Iptek.
Para peserta sangat terkesima dengan paparan Islamisasi yang dicanangkannya, yang dianggapnya sebagai upaya menuju kebangkitan Islam pada 14 Hijriyah ini.
Di tengah-tengah kesima peserta, seorang peserta interupsi.
“Bapak ini ternyata orang munafik!!!...” katanya cukup keras.
Seluruh isi ruangan jadi gemuruh dan gaduh.
“Alasan anda mengatakan bapak professor ini munafik apa?” Tanya moderator.
“Kalau anda meminta ummat Islam meninggalkan Iptek dari Barat dan seluruh konsep Iptek yang datang dari Barat, karena yang serba Barat anda anggap ilmunya kafir, kenapa anda masih menggunakan mikrofon, listrik, otomotif dan kendaraan serta computer dari Barat?”
Suasana jadi gaduh dan gelagapan.
“Tapi kan di Al-Qur’an sudah jelas semuanya. Semuanya pun harus berdasarkan Al-Qur’an…” jawab sang professor Islamisasi tadi.
“Nah, sekarang bapak tidak hanya munafik, tapi telah dzolim…” kata sang peserta….
Suasana tambah riuh, bahkan seperti muncul sambutan tepuk tangan yang bersorak.
“Sebentar…sebentar….Maksudnya bagaimana anda ini kok menuding professor ini munafik dan dzolim…” Tanya moderator kembali.
“Bagaimana tidak munafik, wong sudah jelas minta meninggalkan Iptek Barat, malah anda memakai. Kenapa kita nggak adakan seminar ini di tengah hutan atau di tengah lapangan tanpa mikrofon, kita jalan kaki, atau pakai onta dan kuda saja.”
“Anda sebut dzolim?”
“Ya, karena pak professor tidak faham tafsir Al-Qur’an, tidak memahami kedudukan ayat suci Al-Qur’an, lalu meletakkan ayat Al-Qur’an bukan pada tempatnya. Nah, meletakkan kedudukan ayat suci bukan pada tempat pandangan, itu kan dzolim namanya…”
Lalu sang moderator menyilakan kepada professor untuk membela diri.
“Begini, pokoknya Al-Qur’an itu kebenaran mutlak…pokoknya…pokoknya…pokoknya…” kata professor itu, sembari mempertahankan “pokoknya” yang dihitung oleh peserta tadi sampai hampir 30-an kata “pokoknya…”
“Maaf professor, sekarang gelar anda bertambah. Bukan hanya munafik, dzolim, tapi juga bodoh…”
“Apa alasan anda memberi gelar bodoh pada professor itu?” Tanya moderator.
“Karena kebodohan itu selalu bersembunyi dibalik “pokoknya”. Di dalam “pokoknya” pasti ada hawa nafsu dan emosi. Dalam emosi dan hawa nafsu ada kebodohan…Nanti lama-lama Pak Professor ini membuat paradigma agar kalau kita kentut pun harus Islami. Saya nanti akan muncul pertanyaan, bagaimana bau kentut yang Islami, bunyi kentutnya bagaimana, strateginya kayak apa, dan dalilnya di surat apa..Lalu apa kita akan bikin seminar dengan judul Islamisasi kentut?. ”
Suasana jadi gerrrr. Seminar pun jadi bubar dan bubrah.
Jumat, 24 Agustus 2012
Kaya and Manfaat
SEORANG LELAKI miskin mendatangi seorang saudagar.
"Wahai Saudagar yang baik had, bisakah kau meminjami aku uang sebesar
100 dirham? Aku akan pergi merantau untuk mengubah nasibku. Uang itu
akan kugunakan membeli barang dagangan serta bekal merantau," kata
lelaki miskin.
Saudagar itu berkata, "Kau yakin bisa membayarnya?"
Lelaki miskin itu mengangguk.
"Kalau begitu, carilah beberapa orang saksi agar mereka menjadi saksi atas utang-piutang ini," saran Saudagar.
"Biarlah Allah yang akan menjadi saksi utang-piutang ini," jawab lelaki miskin.
"Kalau Allah memang menjadi saksinya, bawalah orang yang bisa menjamin kepercayaanku kepadamu."
"Cukuplah Allah menjadi penjaminku."
Saudagar itu diam sejenak, lalu berkata, "Wahai lelaki miskin, kau benar
cukup hanya Allah yang akan menjadi saksi dan penjaminmu."
Saudagar itu lalu memberikan pinjaman dan si miskin beijanji akan
mengembalikan pada kurun waktu tertentu. Pergilah si miskin merantau
sambil membawa barang dagangannya. Suatu hari, dia kembali ke kotanya
sebab hari itu merupakan jatuh tempo pembayaran utang. Ia kemudian
mengunjungi sang saudagar.
"Wahai Sahabatku, atas bantuanmulah aku dapat mengubah nasibku dan atas
kehendak Allah semuanya dilancarkan sehingga aku bisa kembali untuk
membayar utangku."
Saudagar itu sangat bersimpati dengan sikap jujur si miskin yang kini telah menjadi orang yang cukup sukses.
"Wahai Saudaraku, sejak kau pergi dari rumahku dengan uang pinj amanmu,
sesungguhnya aku tidak menganggapnya sebagai utang. Jadi, kau tidak
memiliki kewajiban untuk membayar utangmu. Semua sudah kuikhlaskan.
Kedatanganmu kemari sudah menunjukkan bahwa kau menjunjung tinggi janji,
meletakkan Allah dalam hatimu, dan keyakinanmu membuat nasibmu berubah.
Aku sangat bangga. Bawalah kembali uang itu, utangmu sudah lunas," kata
Saudagar itu sambil tersenyum.
Lelaki yang berutang itu menangis haru, "Sungguh indah manusia seperti
dirimu, wahai Sahabat. Kau kaya dan bermanfaat bagi orang lain. Jika
semua manusia sepertimu, tidak akan ada orang miskin di dunia ini."
Akhirnya, lelaki itu menyedekahkan uang 100 dirham kepada orang miskin lainnya dan berharap memberikan manfaat bagi mereka.
"Setiap ruas tulang manusia harus disedekahi setiap hari,
selagi matahari masih terbit. Mendamaikan dua orang (yang berselisih)
adalah sedekah, menolong orang hingga ia dapat naik kendaraan atau
mengangkatkan barang bawaan ke atas kendaraannya merupakan sedekah,
kata-kata yang baik adalah sedekah, setiap langkah kaki yang kau ayunkan
menuju ke mesjid adalah sedekah, dan menyingkirkan aral (rintangan,
ranting, paku, kayu atau sesuatu yang mengganggu) dari jalan juga
meruoakan sedekah."
--HR Bukhari dan Muslim
Selasa, 14 Agustus 2012
Muliakan Janda& Anak Yatim
Pembaca,renungkanlah keutamaan dan berkah berbuat baik pada Janda dan
Anak Yatim dalam cerita berikut ini. Sesungguhnya yang sering orang
anggap hina di mata manusia, amat dimuliakan oleh Allah SWT dan
Rasulullah SAW. Bukalah hati.. ulurkan tangan.. membagi rezeki kita pada
mereka tidak akan membuat kita jatuh miskin atau usaha kita
bangkrut,bahkan sebaliknya. Berderet berkah telah menanti, beban kita
diangkat oleh Allah,kesulitan kita dimudahkan,hati tentram,keluarga
sakinah dan rezeki menjadi barokah. Buktikanlah!
Ada seorang janda yang masih keturunan Alawi bersama beberapa anak perempuannya. Setelah suaminya meninggal, keadaannya jatuh miskin. Suatu hari ia membawa anak-anaknya pergi untuk mengungsi karena khawatir mendapat perlakuan tidak baik dari musuh. Ia memasukkan anak-anaknya ke dalam masjid yang kosong, karena cuaca begitu dingin saat itu. Melihat anak-anaknya yang kelaparan maka ia keluar masjid untuk mencari makanan..
Di jalan ia bertemu dengan seorang Muslim yang merupakan Syaikh di daerah tsb, kemudian ia menceritakan keadaan dirinya,bahwa ia adalah keturunan Alawi yang membutuhkan makanan. Akan tetapi syaikh Muslim tsb mengatakan:”Kemukan bukti dan saksi bahwa engkau wanita keturunan Alawi.” Lalu wanita ini menjawab:”saya seorang yang merantau,dan belum ada seorangpun yang mengenal saya.” Apa yang terjadi? Syaikh Muslim itu berpaling dan meninggalkan wanita tsb karena wanita ini tidak dapat memberikan bukti dan saksi. Janda ini amat bersedih atas perlakuan syaikh Muslim itu.
Di tengah perjalanan berikutnya wanita ini bertemu dengan orang Majusi,dan ia menceritakan keadaannya seperti ia menceritakan kepada Syaikh Muslim tadi. Ternyata orang Majusi ini menyuruh istrinya untuk menjemput anak-anak janda dan dibawa ke rumahnya untuk tinggal dan diberikan pakaian beserta makanan yang cukup.
Ketika waktu masuk tengah malam,syaikh Muslim bermimpi seolah kiamat telah terjadi. Dalam mimpinya ia melihat gedung yang begitu indah,dengan rangkaian berlian dan yakut. Ia bertanya pada Rasulullah SAW:”untuk siapakah gedung ini?” kemudian Rasul SAW bersabda:”untuk orang muslim yang bertauhid.” Lalu syaikh ini menjawab:”saya muslimyang bertauhid.” Rasul SAW berkata:”Kemukakan bukti dan saksi bahwa engkau muslim yang tauhid.” Syaikh ini kebingungan… Lantas Rasul SAW bersabda:”Ketika engkau didatangi seorang janda Alawi,engkau meminta bukti dan saksi,sekarang engkau buktikan bahwa engkau seorang Muslim!” Syaikh ini terbangun dari mimpinya dan ia sangat sedih karena telah menyianyiakan janda Alawi tsb.
Keesokan harinya Syaikh ini berkeliling mencari wanita Alawi,sampai akhirnya dia mendapat berita bahwa wanita Alawi tsb tinggal di rumah seorang Majusi. Maka didatanginya orang Majusi tsb dan serta merta ia meminta agar orang Majusi tsb menyerahkan janda Alawi padanya. “Aku bayar seribu dinnar,dengan syarat serahkan janda Alawi tsb dan anak-anaknya.” Tapi orang Majusi itu berkata:”Aku tidak akan menyerahkan janda itu beserta anak-anaknya.Karena aku telah mendapat berkah dari mereka.Semalam akupun bermimpi melihat gedung yang sama dengan yang kau lihat dalam mimpimu.Kemudian Rasul SAW bersabda:”Gedung nan indah beserta isinya tsb untukmu dan keluargamu karena kau telah menerima Janda sekaligus anak-anak yatim tsb.Engkau dan orang yang ada di rumahmu termasuk ahli surga.Karena sejak awal engkau telah menjadi orang yang beriman.”
Majusi itu berkata:”Gedung yang kau lihat itu dibangun untukku.Janda itu telah menunjukkanku pada Islam. Demi Allah,tidaklah aku tertidur tadi malam,melainkan aku dan keluargaku telah masuk Islam diatas tangan perempuan yang mulia ini.” Syaikh ini berpaling sambil membawa rasa kecewa yang ukurannya tidak diketahui kecuali oleh Allah SWT.
Ada seorang janda yang masih keturunan Alawi bersama beberapa anak perempuannya. Setelah suaminya meninggal, keadaannya jatuh miskin. Suatu hari ia membawa anak-anaknya pergi untuk mengungsi karena khawatir mendapat perlakuan tidak baik dari musuh. Ia memasukkan anak-anaknya ke dalam masjid yang kosong, karena cuaca begitu dingin saat itu. Melihat anak-anaknya yang kelaparan maka ia keluar masjid untuk mencari makanan..
Di jalan ia bertemu dengan seorang Muslim yang merupakan Syaikh di daerah tsb, kemudian ia menceritakan keadaan dirinya,bahwa ia adalah keturunan Alawi yang membutuhkan makanan. Akan tetapi syaikh Muslim tsb mengatakan:”Kemukan bukti dan saksi bahwa engkau wanita keturunan Alawi.” Lalu wanita ini menjawab:”saya seorang yang merantau,dan belum ada seorangpun yang mengenal saya.” Apa yang terjadi? Syaikh Muslim itu berpaling dan meninggalkan wanita tsb karena wanita ini tidak dapat memberikan bukti dan saksi. Janda ini amat bersedih atas perlakuan syaikh Muslim itu.
Di tengah perjalanan berikutnya wanita ini bertemu dengan orang Majusi,dan ia menceritakan keadaannya seperti ia menceritakan kepada Syaikh Muslim tadi. Ternyata orang Majusi ini menyuruh istrinya untuk menjemput anak-anak janda dan dibawa ke rumahnya untuk tinggal dan diberikan pakaian beserta makanan yang cukup.
Ketika waktu masuk tengah malam,syaikh Muslim bermimpi seolah kiamat telah terjadi. Dalam mimpinya ia melihat gedung yang begitu indah,dengan rangkaian berlian dan yakut. Ia bertanya pada Rasulullah SAW:”untuk siapakah gedung ini?” kemudian Rasul SAW bersabda:”untuk orang muslim yang bertauhid.” Lalu syaikh ini menjawab:”saya muslimyang bertauhid.” Rasul SAW berkata:”Kemukakan bukti dan saksi bahwa engkau muslim yang tauhid.” Syaikh ini kebingungan… Lantas Rasul SAW bersabda:”Ketika engkau didatangi seorang janda Alawi,engkau meminta bukti dan saksi,sekarang engkau buktikan bahwa engkau seorang Muslim!” Syaikh ini terbangun dari mimpinya dan ia sangat sedih karena telah menyianyiakan janda Alawi tsb.
Keesokan harinya Syaikh ini berkeliling mencari wanita Alawi,sampai akhirnya dia mendapat berita bahwa wanita Alawi tsb tinggal di rumah seorang Majusi. Maka didatanginya orang Majusi tsb dan serta merta ia meminta agar orang Majusi tsb menyerahkan janda Alawi padanya. “Aku bayar seribu dinnar,dengan syarat serahkan janda Alawi tsb dan anak-anaknya.” Tapi orang Majusi itu berkata:”Aku tidak akan menyerahkan janda itu beserta anak-anaknya.Karena aku telah mendapat berkah dari mereka.Semalam akupun bermimpi melihat gedung yang sama dengan yang kau lihat dalam mimpimu.Kemudian Rasul SAW bersabda:”Gedung nan indah beserta isinya tsb untukmu dan keluargamu karena kau telah menerima Janda sekaligus anak-anak yatim tsb.Engkau dan orang yang ada di rumahmu termasuk ahli surga.Karena sejak awal engkau telah menjadi orang yang beriman.”
Majusi itu berkata:”Gedung yang kau lihat itu dibangun untukku.Janda itu telah menunjukkanku pada Islam. Demi Allah,tidaklah aku tertidur tadi malam,melainkan aku dan keluargaku telah masuk Islam diatas tangan perempuan yang mulia ini.” Syaikh ini berpaling sambil membawa rasa kecewa yang ukurannya tidak diketahui kecuali oleh Allah SWT.
Jumat, 03 Agustus 2012
BANGKIT
Hidup memang susah,... G punya duit,
Usaha bangkrut, dipecat, dan tidak mempunyai pekerjaan merupakan hal
terburuk yang dialami beberapa orang. Banyak orang yang sedang atau
pernah mengalami hal yang sama. Dalam kondisi yang terpuruk, merasa
tidak berdaya, sementara tuntutan begitu tinggi. Jika kita tidak bisa
menyikapinya dengan baik, kondisi seperti ini memang bisa mengganggu
kondisi mental kita.
Sedih,
bingung, dan marah, perasaan itu sering menyelimuti saat-saat seperti
ini. Terutama ketika kita memikirkan orang-orang yang kita kasihi,
terutama orang-orang yang kita tanggung biaya kehidupannya. Mereka
kurang makan, kurang bersenang-senang, malah kesedihan yang mereka
dapatkan. Ini pasti menyakitkan, bahkan lebih menyakitkan dibandingkan
melihat kesengsaraan diri sendiri.
Namun,
kita tidak perlu khawatir. Itu adalah bagian dari hidup kita. Ada
kalanya kita berada di atas dan ada kalanya kita berada dibawah. Seperti
kata pepatah, roda kehidupan akan terus berputar. Bukan hanya kita saja
yang dapat mengalami keterpurukan, orang-orang besar pernah mengalami
hal yang sama. Lalu apa yang akan kita lakukan ketika kita sedang
terpuruk? Pastinya kita tidak boleh berdiam diri saja.
Langkah-langkah yang harus kita lakukan yaitu:
Langkah pertama, teruslah
berdoa memohon pertolongan dari Allah. Jangan mengatakan “saya telah
berdoa”. Teruslah berdoa, karena terkadang doa kita tidak langsung
dikabulkan atau kita belum benar-benar serius dalam berdoa. Jika sampai
saat ini doa masih belum dikabulkan oleh Allah, artinya kita harus lebih
khusuk dan lebih sering dalam berdoa. Yakin kalau suatu saat doa kita
pasti dikabulkan oleh Allah, hanya tinggal menunggu kapan waktu yang
tepat. Jangan lupa iringi dengan ibadah, karena bisa jadi kita berdoa
tetapi kita melupakan ibadah lainnya.
Langkah kedua, tawakal
secara total. Bukankah harus berusaha? Ya, tentu saja. Tawakal adalah
menyerahkan segala urusan kepada Allah, secara total. Benar-benar
tawakal. Berdoa adalah langkah awal untuk bertawakal. Jika kita sudah
menyerahkan urusan kepada Allah, maka konsekuensinya kita harus
mengikuti bimbingan dan petunjuk Allah. Jika ada ide, gagasan, dan
peluang, segeralah sambut. Bertindaklah dengan segera, jangan diam. Bisa
jadi itu adalah petunjuk dari Allah, bisa jadi itu adalah bentuk
pertolongan dari Allah.
Bagaimana
jika bukan? Kita tidak pernah tahu sebelum dilaksanakan, sebab kita
tidak bisa berkomunikasi dengan Allah. Satu-satunya cara untuk
mengetahui ialah dengan cara mencobanya. Bagaimana jika salah? Tidak
apa-apa, coba saja.
Langkah ketiga, bertindaklah.
Jika kita belum atau tidak merasa mendapatkan petunjuk, tetaplah untuk
bertindak. kita harus keluar mencari solusi. Bertindaklah dengan penuh
keyakinan karena kita sudah bedoa dan bertawakal kepada Allah. Tindakan
saat ini berbeda dengan tindakan tanpa doa dan tawakal.
Apa saja tindakan yang perlu dilakukan saat masih bingung?
- Belajar. Bisa dengan cara membuka buku, bertanya kepada orang lain, membaca ebook, artikel, dan apa pun yang bisa kita pelajari.
- Silaturahim. Dalam hadits Nabi saw, jika kita ingin dilapangkan rezeki kita harus menyambung silaturahim. Saya merasakan kebenaran hadits ini. Jangan diam saja. Keluarlah dari rumah, kita bisa ke masjid atau ke tempat berkumpulnya orang. Bukan berarti kita harus mengeluh ke semua orang. Tetapi dengan silaturahim kita bisa mendapatkan ilmu dan peluang.
Langkah keempat, bersyukurlah.
Ini yang sering dilupakan. Karena merasa sedang terpuruk, pikirnya
tidak mendapatkan nikmat. Ini salah besar. Sebenarnya kita tahu
mendapatkan banyak nikmat, tetapi karena sedang susah, suka lupa
bersyukur. “Tapi nikmat saya sedikit”. Jika memang kita rasakan nikmat
Kita sedikit, kenapa Kita berpikir akan mendapatkan nikmat lebih banyak?
Sedikit saja sudah lupa bersyukur, apalagi banyak. Syukuri nikmat yang
kita miliki, insya Allah akan ditambah.
Insya Allah, jika kita mengikuti
langkah-langkah diatas, kita akan bangkit dari keterpurukan dengan
bantuan Allah. Saya sudah membuktikannya. Yang penting adalah jangan
menyerah, teruslah berdoa dan berikhtiar, insya Allah, kita akan bangkit
dari keterpurukan.
Inspiratif BaNGet
Ada seorang Pria yang buta huruf
bekerja sebagi penjaga sekolah. Sudah ± 20 tahun dia bekerja disana,
suatu hari kepala sekolah itu digantikan dan menerapkan aturan baru,
semua pekerja harus bisa membaca dan menulis maka penjaga yg buta huruf
itu, terpaksa tidak bisa bekerja lagi.
Awalnya, dia sangat
sedih, dia tidak berani langsung pulang ke rumah dan memberitahukan
istrinya, dia berjalan pelan menelusuri jalanan.
Tiba-tiba muncullah ide
untuk membuka kios di jalanan itu, tidak disangka usahanya sukses, dari
satu kios sampai jadi beberapa kios.
Kini dia jd seorang
pengusaha yg sukses dan kaya, suatu hari dia pergi ke bank untuk membuka
rekening, namun karena buta huruf, dia tdk bisa mengisi formulir dan
karyawan Bank yang membantunya. Karyawan Bank tersebut berkata: "Wah,
bapak buta huruf saja bisa punya uang sebanyak ini, apalagi kalo bisa
membaca dan menulis, pasti lebih kaya lagi"
Dengan tersenyum dia berkata: "Kalau saya bisa membaca dan menulis, mungkin saya masih menjadi penjaga sekolah"
Apa yg merupkan musibah, bisa saja adalah BERKAH. Dibalik masalah, pasti ada berkah. Jadi sikapilah dengan SABAR & BIJAK…
Lakukan bagian kita
secara maksimal dan biarlah TUHAN melakukan bagianNYA.. Sekalipun
seolah² tiada pertolongan dan jalan keluar dalam maslah dan pergumulan
hidup kita. MENGALIRLAH Seperti AIR dan Jangan BERONTAK MENYALAHKAN
TUHAN.
Karena manusia hanya
mengetahui apa yg di depan mata, tapi TUHAN MENGETAHUI JAUH KEDEPAN TTG
RENCANA Yang INDAH BAGI Mereka Yang Tidak BERPUTUS ASA
Berkah tidak selalu
berupa emas, intan permata / uang yang banyak, bukan pula saat kita
tinggal dirmh megah dan pergi dengan mobil mewah..
Namun BERKAH adalah saat kita kuat dalam keadaan putus asa..
Mampu tetap bersyukur ketika tak punya apa²..
Mampu tersenyum saat diremehkan..
Mampu tetap Taat walau hidup teramat berat..
Langganan:
Postingan (Atom)